Jumat, 22 Agustus 2008

Lihan, Inspirator dan Motivator Pemuda

Rasa takut adalah naluri, rasa berani adalah kemenangan : kemauan membungkam rasa takut dan menyembunyikannya dibawah rasa berani     Contesse Diane (1829-1899)



Satu hari saya menerima telpon dari rekan sesama pekerja media, Muhari SAg
Kepala Studio Abdi Persada FM ini meminta kesediaan saya untuk ikut menyumbangkan satu tulisan guna penyusunan Buku Biografi, Ustad Lihan
Tentu saja hati ini sempat kaget sekaligus surprise mendapat kehormatan yang bagi saya luar biasa ini.
Meski hati kecil ini sempat ragu? apa yang mesti saya tulis terhadap sosok pengusaha muda fenomenal asal Cindai Alus ( Martapura) Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) ini.
Soal bisnis? Hampir semua media massa di Kalsel hingga media nasional sudah pernah memuat tulisan bisnis alumnus Ponpes Darul Hijrah Banjarbaru yang sudah menggurita itu dari perdagangan intan, franchise makanan, rental helicopter, wedding organizer dll . Bahkan yang terbaru, dia menggandeng perusahaan penerbangan Merpati Airlines yang kondisinya saat ini sedang megap-megap.
Pengusaha berjiwa sosial ? Ya siapapun yang mengenal Lihan, tentu tahu akan jiwa sosial sosok pengusaha sederhana yang selalu menyisihkan rejekinya perbulan untuk di bagikan ke anak yatim,fakir miskin dan pondok pesantren yang ada di sekitar Kalimantan Selatan.. Termasuk bantuan untuk kegiatan keagamaan seperti mesjid dan langgar (Baru-baru tadi rekan saya satu kantor, Masrifani yang kebetulan Ketua RT di kawasan Sungai Andai Banjarmasin mengatakan, mereka baru mendapat satu buah langgar dari owner grup usaha yang tergabung dalam PT Tri Abadi Mandiri itu, red)
Lihan yang sejak umur 13 tahun telah menjadi yatim, karena bapaknya yang seorang pendulang intan di Kalimantan Selatan pergi untuk selama-lamanya menghadap Allah itu tentu saja meraih kesuksesan tak semudah seperti membalik telapak tangan .
Berbagai ujian kehidupan yang berat harus ia tanggung. Jeratan kemiskinan adalah hal yang harus ia lalui. Tapi siapa sangka, kini, ia telah menjelma menjadi seorang konglomerat. . Ia telah menuai manis dari kerja kerasnya. Sekarang orang-orang berdecak kagum padanya.
Bagi saya cerita tentang Lihan melengkapi cerita-cerita tokoh sukses lain, yang tentu punya "kunci rahasia" yang tidak dimiliki orang biasa.
Siapa yang tidak kenal Oprah Winfrey? Pembawa talkshow termahal, terkaya di dunia ini, berhasil sukses besar dari sebuah latar belakang yang tidak bagus.
Lahir di Mississisipi dari pasangan Afro-Amerika dengan nama Oprah Gail Winfrey. Ayahnya mantan serdadu yang kemudian menjadi tukang cukur, sedang ibunya seorang pembantu rumahtangga. Karena keduanya berpisah maka Oprah kecil pun diasuh oleh neneknya di dilingkungan yang kumuh dan sangat miskin.
Namun ia berhasil melaluinya, malah menjadi sukses besar. Bermodal keberanian “Menjadi Diri Sendiri”, Oprah menjadi presenter paling populer di Amerika dan menjadi wanita selebritis terkaya versi majalah Forbes, dengan kekayaan lebih dari US $ 1 Milyar. Copy acara “The Oprah Winfrey Show” telah diputar di hampir seluruh penjuru bumi ini.
Bob Sadino, pengusaha agribisnis yang sukses dengan jaringan usaha Kemfood dan Kemchick-nya yang hanya lulusan SMA pernah mengenyam profesi dari sopir taksi hingga kuli bangunan untuk sekadar bertahan hidup.
Tentu saja ditengah kesuksesan selalu saja ada cerita”sumbang” dari mereka yang iri dengan kesuksesan seseorang, termasuk suksesnya seorang Lihan . Diantaranya dengan menghembuskan cerita yang pada intinya meragukan bisnis lelaki kelahiran Liang Anggang, 9 Juli 1974 ini.
Patut diketahui juga Ray Kroc (pendiri McDonald’s Corporation), Sukiyatno Nugroho (Pemilik Es Teler 77), Ciputra (pengusaha properti), Purdi Chandra (pemilik Primagama) dan masih banyak lainnya, seperti halnya juga Lihan memulai usahanya dari nol
Demikian pula halnya Lihan yang mengawali jejak usahanya sebagai perantara pedagang sepeda motor di Banjarmasin sambil menjadi Ustad di Ponpes Darul Hijrah. “Rasa iri hati kita selalu berumur lebih panjang dari pada kebahagiaan dari mereka yang membangkitkan rasa iri hati tersebut “kata La Rochefoucold (1613-1680)
Alangkah baiknya mungkin bagi kita jangan lama-lama memanjakan rasa iri itu
Bangkit dan tersenyumlah lalu akui bahwa orang lain yang membuat anda iri itu memang pantas sukses. Miliarder religius yang baru saja meraih penghargaan Menteri Pemuda dan Olah Raga (Menpora) Award 2008 ini sukses karena hal-hal positif yang dimilikinya.
Seperti kerja keras, penuh semangat, cerdas, taat beribadah dan sebagainya.
Ya saya berharap dengan terbitnya Biografi Ustad Lihan ini, bisa menjadi inspirasi dan motivasi bagi pemuda-pemuda Banua ini.
Cerita sukses pebisnis Islami ini kiranya melengkapi koleksi buku-buku bermutu anda untuk meraih sukses. ... Sehingga akan lahir Lihan-Lihan baru di Banua ini bahkan di Indonesia….. Semoga.

Mercurius
(Wartawan Harian Barito Post)


DITERBITKAN 22-08-2008

http://wartaputradayak.blogspot.com/