Minggu, 02 November 2008

Paranita Farhani dan Ahimsa Juara Favorit Bintang Radio


Latihan Setiap Hari

Eka Susyanti (32) jawara kerocong wanita mengakui persiapan dirinya sebelumnya hanya mendengarkan lagu kaset dari yang dibawakan. Ibu satu anak ini juga sudah lama menetap di Jakarta, lantaran keinginannya untuk membuat album rekaman lagu Banjar."Ya saya ke Jakarta belajar vokal sama Purwacaraka, bersama Prajaya,"sebut wanita yang tinggal di Komplek Bumi Cahaya Bintang No 30 Kota Banjarbaru ini. Menurut adik penyanyi senior dan koregrafer Kalsel, Dhani Gafuri.ini kunci sukes dari juara ini, tambahnya tak lepas dari doa, dan bimbingan semua pihak, termasuk latihan setiap hari.
Eka Susyanti kepada wartawan mengaku, sengaja pulang kampung untuk mengikuti pemilihan bintang radio RRI ini, karena sbenarnya dirinya berdomisili di Jakarta. "Menghadapi semi final di Jakarta nanti hingga ke final di Bogor, saya akan lebih intensif lagi dalam latihan pematangan lagu nanti,"pungkasnya.
Sementara juara favorit wanita Paranita Firhani (18) mengaku, sudah cukup lama mempersiapkan dirinya. Mulai dari melatih vokal dan busana baju sampai gaya. Siswi SMAN 2 Banjarbaru ini sempat minder karena melihat saingannya yang begitu ketat. Namun dengan ketetapan hati dan rasa optimisnya, mampu percaya diri dalam penampilannya.
Warga Jalan Balitra Banjarbaru ini mengaku sejak usia 5 tahun sudah menyenangi nyanyi. Apalagi dia baru saja, menyabet juara di salah satu perusahaan telekomunikasi. Bahkan ia menargetkan, harus sampai go nasional di Jakarta. Dengan menjuarai lagu hiburan ini, dirinya akan lebih intensif lagi dalam latihan.
ndy/mr’s 


Gubernur Gembira Generasi Muda Lestarikan Budaya Bangsa

Banjarmasin, BARITO
Paranita Farhani (18) terpilih sebagai juara Favorit dalam Grand Final Pemilihan Bintang Radio RRI-Britama Kalsel 2008 lagu Seriosa, Keroncong, dan hiburan.
Acara yang digelar di Auditorium RRI Banjarmasin Jumat (30/5) malam tadi juga menobatkan Ahimsa G Parada sebagai juara kategori laki-laki pada kelompok yang sama.
Sementara pada lagu keroncong untuk kategori pria diraih Ahmad Riduan, dan Eka Susyanti untuk kategori wanita. Sedangkan pada lagu seriosa dimenangkan Mahrita Sari, dan Yosef Bernandus untuk kategori pria.kepada mereka selain mendapatkan piala dan hadiah uang dari panitia dan
sponsor.
Mereka juga harus bersiap-siap ke tingkat nasional di Jakarta, dan grand final di Bogor Pertengahan Juni 2008 nanti.Pemilihan Bintang Radio RRI-Britama se Kalsel 2008 terdapat sebanyak 19 finalis. Terdiri dari Kategori putri, Sebagai juara I Paramita, disusul 4 finalis lagu keroncong, 5 finalis keroncong dan 10 finalis hiburan.
Sementara juara II seriosa kategori seriosa wanita Jesica Liyon, JuaraIII Imelda Simanungkalit. Kategori pria untuk, juara II Andi Marchjaya. Sedangkan juara II keroncong kategori pria Toni Kristian F Yadi.
Kategori perempuan juara II RA Liana Putri. Dan Juara II lagu hiburan diraih oleh Rahman Sujati, dan Rahmat sebagai juara III. Deki Hirmawan juara harapan I, dan disusl harapan II M Greggy D.
Acara tersebut digelar sejak 15 Mei tadi hingga Jumat (30/5) kemarin malam. Bertindak sebagai Juri dari hiburan atau lagu pop Indonesia adalah Shinta Sinaga. Sementara juri untuk lagu keroncong Hari Riwayadi. Sedangkan juri untuk lagu seriosa, Maryanto MSN dan Jekrin Lubis.
Gubernur Kalsel H Rudy Ariffin menyambut gembira karena generasi muda masih melestarikan budaya asli bangsa ini.Terutama lagu seriosa dan keroncong yang saat ini banyak ditinggalkan masyarakat.
"Kedua lagu ini harus di galakan, karena merupakan budaya Indonesia. Dengan mencintai lagu seriosa dan keroncong ini akan lebih berkembang dan membudaya,"kata Rudy Ariffin.
Event seperti ini guna mencari potensi penyanyi di daerah untuk apresiasikan di tingkat nasional dalam berprestasi.Dengan demikian acara ini dapat melahirkan penyanyi dan nama harum daerah, dan bangsa ini.
Wakil Kepala Wilayah BRI Banjarmasin Yohanes Saragis MM kepada wartawan mengatakan, pihaknya sangat mendukung keberadaan RRI dalam melestarikan budaya Indonesia, khususnya seni suara keroncong dan seriosa. BRI juga merasa senang dalam ikut mendukung acara ini, guna mengembangkan
bakat generasi muda.
ndy/mr’s

DITERBITKAN 02-06-2008

http://wartaputradayak.blogspot.com/

Teater Intan dan Kebenaran yang Membunuh!!





Ya, aku tahu. Tetapi ketika aku membunuhnya, bukan aku yang melakukannya. Juga bukan pisau yang kuhunjamkan ketubuhnya itu yang melakukannya, melainkan ada sesuatu kekuatan lain dan itulah yang telah membunuhnya. Dan dia bernama KEBENARAN !!! KEBENARAN YANG MEMBUNUH


Pesan yang disampaikan Teater Intan dari MAN 2 Martapura pada Pementasan Kebenaran yang Membunuh pada Festival Teater Pelajar SMUN 1 Banjarmasin di Taman Budaya Provinsi Kalsel di Banjarmasin adalah bahwa kebenaran bersifat mutlak dan berkekuatan.
Pementasan yang disutradai Ari Hidayat itu merupakan penampilan ke-20 kalinya dari Teater Intan. Menurut Aan, pelatih Teater Intan, pihaknya melakukan latihan intensif selama 2 bulan sebagai persiapan.
Kebenaran yang Membunuh karya Meong Purwanto melibatkan sekitar 6 pemain. Mereka adalah Yetty sebagai Firdaus, Yasir (kapten), Dini (suster), Faisal (sipir I), Ummu (sipir II) dan Ridha sebagai polisi.
Atas aktingnya sebagai napi wanita yang menghadapi tekanan batin dan menghadapi hukuman mati, Yetty mendapat gelar Aktris Terbaik.
Yetty unggul atas Adrina dari Teater Perak SMU 7 Banjarmasin dan Julia dari Teater Sampan SMU 2 Banjarbaru.
Lakon menceritakan kehidupan wanita bernama Firdaus yang dihancurkan hidup dan kehormatannya oleh ayah, paman dan teman laki-lakinya. Firdaus kemudian menghadapi vonis mati setelah sebelumnya membunuh pejabat tinggi negara yang merendahkan martabatnya.
Melalui pertunjukan tersebut, Teater Intan juga menyelipkan pesan universal. Ini terlihat pada adegan eksekusi Firdaus. Sebelum ditembak mati, datang suster yang mengajak Firdaus bertobat.
“Kita tekankan kepada semua pihak, bahwa agama apapun didunia ini adalah mengajarkan kebaikan. Misalnya bertobat dengan mengakui perbuatan dan berjanji tidak mengulangi perbuatan,” ungkap Aan.
Sebelumnya, Teater Intan mendapat gelar Juara II pada Festival Teater Pelajar SMU 7 di Banjarmasin.
Melihat prestasinya, awak teater itu tentu tidak main-main dalam menggarap naskah dan memproduksi suatu karya teatrikal. Disamping itu, mereka rajin melakukan latihan satu kali seminggu setiap selasa sore.
Supervisor Teater Intan sekaligus Alumni MAN 2 Martapura Daddy Fahmanadie SH mengatakan, kiprah sekolah agama (madrasah) saat ini tidak bisa dipandang sebelah mata lagi.
“Bukan hanya pelajar sekolah umum saja yang bisa berprestasi, tetapi sekolah agama pun bisa juga bisa tampil eksis didunia seni khususnya seni teater sekolah,” ungkap Daddy yang juga dosen FH Unlam itu.

tya


05-02-2008

“Mahluk paling Seksi” Guncang Nashville


ATRAKTIF :Atraktif-penampilan Mulan di Nashville Pub n Café Banjarmasin yang atraktif mampu memuaskan ratusan penggemarnya.(van/brt)

Banjarmasin, BARITO
Keseksian suara Mulan Jameela sebagai salah satu solois tenar di tanah air dibuktikan dengan mengguncang Banjarmasin pada Konser Paling Seksi Mulan Jameela di Nashville Pub n Café Banjarmasin, Jumat (30/5) malam. Ratusan penggemarnya hadir berdesakan untuk menyaksikan kemahiran salah satu mantan personil Ratu ini dalam menghibur. Dibalut dengan stelan berwarna hitam yang menunjukkan kemolekan tubuhnya, Mulan yang pertama kali manggung di Nashville ini, membuka konsernya dengan lagu “Musnah” milik Andra & The Backbone.
Para penggemar Mulan yang memang sudah tidak sabar lagi menunggu aksinya, langsung menyerbu ke bagian depan panggung dan bergoyang. Selesai membawakan lagu pembuka, Mulan menyapa para penggemarnya dan meneriakkan bahwa lagu kedua yang akan dia nyanyikan ditujukan kepada para penggemarnya yang suka selingkuh.
Maka tanpa di komando lagi, keluarlah dari mulut Mulan lagu “Cinta Kau dan Dia” yang dipopulerkan oleh grup band Dewa dan langsung disambut oleh para penggemarnya dengan ikut menyanyi. Mulan yang malam itu tampil atraktif dengan membawakan beberapa buah lagu dari grup band Dewa, menutup penampilannya dengan lagu andalannya seperti, Wonder Woman, dan Makhluk Tuhan Paling Seksi.
van/ibd/mr’s

02-06-2008

Lestarikan Kesenian Lamut agar tak ‘Balumut’


PERLU REGENERASI : H Djamhar dari Kuin salah satu tokoh Palamutan yang tersisa saat beraksi pada acara Rehabilitasi Seni Lamut di Taman Budaya Provinsi Kalsel, Jumat (31/10) malam . H Djamhar usianya sudah tua, jika tidak ada regenerasi habislah generasi palamutan di banua ini. (Foto : Nasrullah/Brt)


Banjarmasin, BARITO
Lamut sebagai bagian seni tradisional Banjar yang dianggap spesifik. Dalam sejarahnya, lamut merupakan sebuah kristalisasi budaya masyarakat Banjar yang berproses alami dan cukup panjang.
Tak dapat dipungkiri seni balamut kini tak banyak dikenal khalayak muda. Lamut kalah populer dibanding Madihin atau Mamanda.
Bukan karena masyarakat tak mau tahu dengan seni ini, melainkan karena frekuensi balamut di panggung pertunjukkan nyaris tak terdengar. Jika pun ada, mungkin hanya satu atau dua kali setahun.
Lamut boleh jadi merupakan satu dari sejumlah kesenian Tradisional Banjar yang seolah dilupakan. Seperti namanya Lamut, kesenian ini makin lama seolah makin “Balumut” digerus arus teknologi dan modernisasi
Berangkat dari keprihatinan itulah Pemerintah Pusat melalui Departemen Kebudayaan dan Pariwisata RI bekerja-sama Dinas Pariwisata Kalsel menggelar Rehabilitasi Seni Lamut di Taman Budaya Provinsi Kalsel, Jumat (31/10) malam
Direktur kesenian dari Direktorat Jendral Nilai Budaya, Seni Film, Drs Surya Yuga Msi, pada sambutannya mengaku heran seni bertututur itu seolah mati suri “ Orang luar saja peduli dengan kesenian tradisional Banjar. Kok orang banua sendiri tidak memperhatikan seni dan budayanya?” ungkap Surya.
Sebagai putra Banua yang bertugas di Jakarta, Surya mengaku turut merasa bertanggung jawab atas pelestarian seni budaya Kalsel. Untuk itu dalam tahun ini, tiga kesenian daerah dari provinsi lain, kesenian Kalsel termasuk dalam program revitalisasi oleh Departemen Kebudayaan dan Pariwisata RI.
Surya menambahkan, sebenarnya revitalisasi seni budaya daerah adalah tanggung jawab pemerintah setempat, ini selaras dengan adanya otonomi daerah. Namun sayangnya , selama sembilan tahun otonomi daerah tidak tereyalisasi. Karena itulah pemerintah pusat akhirnya turun tangan bekerjasama dengan instansi terkait di daerah.
Sementara itu, Djamhar pemain Lamut pada malam pertunjukan itu telihat bersemangat memainkan gendangnya di hadapan para tamu undangan, yang kebanyakan datang dari beberapa sanggar seni di Banjarmasin. Dan tidak itu saja, Djamhar sebelum memainkan seni Lamut di atas panggung, terlebih dahulu mendapatkan sumbangan yang penyerahannya sendiri di wakilkan kepada Drs Surya Yuga Msi.
van/mr’s

02-11-2008

Obati Kerinduan Publik Jazz Banua




OBATI : Penampilan Syaharani di Le Bistro Bar and Grill Hotel Rattan Inn Banjarmasin cukup mengobati kerinduan publik Jazz Banua untuk sebuah perhelatan Jazz berkelas (Foto : Ist/Brt)


Banjarmasin, BARITO
Ratusan pengunjung yang merupakan komunitas Le Bistro Bar and Grill serta sebagian besar tamu Rattan Inn, Jumat malam (31/10) terlihat antusias mendengarkan musik berirama jazz lewat alunan vokal ‘bariton’ Syaharani—salah satu vokalis jazz terbaik Indonesia saat ini.
Bahkan acara spesial bertajuk “Warmest Greeting Family Member of Rattan Inn and Jazzy Tunes with Syaharani” ini boleh dibilang mengobati rasa dahaga masyarakat Kota Banjarmasin khususnya publik Jazz Banua terhadap musik bernuansa jazz.
Tak berlebihan Saira Syaharani Ibrahim, atau lebih populer dengan nama Syaharani ini dijuluki penyanyi jazz Indonesia serba bisa. Dara manis asal Kota Malang ini tampil begitu memikat, lewat beberapa tembang yang diambil album yang dirilisnya akhir tahun 2006 yakni, Syaharani and the Queenfireworks,“Buat Kamu”
Mantan pacar vokalis grup musik Boomerang, Roy Jeconiah ini, malam itu tampil begitu memikat dan mempesona dengan beberapa lagu jazz legendaris seperti Whats a Wonderful World (Nat King Cole), Touch and Go (Stanley Clarke and Goerge Duke), OnMy Own (Patti Austin).
Dara manis yang masih betah membujang ini, mulai dikenal masyarakat Malang pada 1990-an, baru 1998 dirinya bergabung bersama musisi jazz dunia Bubi Chen, Benny Likumahua, Sutrisno, Cendy Luntungan dan Oele Pattiselano merilis album What a Wonderful World. Namanya mulai berkibar karena memuiliki karakteristik warna suara yang khas dan disejajarkan dengan penyanyi jazz tanah air yakni Ermi Kulit.
Putri pasangan Hasan Ali Ibrahim dan Elly Zapantis yang pernah mengalami kecelakaan pada 2002 itu, sudah beberapa kali merilis album diantaranya, Credo. Di mana dalam album tersebut dirinya banyak mengexplorasi aliran musik dunia. Mei 2006, meluncurkan album terbaru, Syaharani and the Queenfireworks "Buat Kamu". Di album ini, Rani memang mengandeng dua sohib lamanya, Didiet "Plastik" dan Donni Suhendra, mantan gitaris Krakatau. Digandengnya dua sohib lama itu, menciptakan sebuah kolaborasi yang dinamakan Syaharani and The Queenfirework.
Public Relations Manager Rattan Inn Nanda Faiza mengatakan, bahwa even musik yang digelar di Le Bistro Bar and Grill semata-mata ingin memanjakan para tamu serta komunitas Le Bistro yang jumlahnya semakin meningkat. “Le Bistro senantiasa akan terus menghadirkan sajian hiburan yang spesial bagi tamu yang menginap di Rattan Inn,” katanya.
ang/mr’s

02-11-2008