Minggu, 22 Februari 2009

*Dewi Persik Kagumi Sungai di Kalsel


LAHAP NON : Dewi Persik memang sosok artis berkepribadian sederhana, tanpa canggung si goyang gergaji ini makan nasi bungkus yang dibeli langsung dari pedagang pasar terapung yang menggunakan jukung (perahu)  disela-sela mendampingi hukumnya Hj Endah E Murnalita SH yang juga Caleg DPR-RI Dapil 1 Kalsel saat membuka lomba dayung tradisional di Desa Terantang Kecamatan Mandastana, Kabupaten Barito Kuala (Batola)
(Foto : Mer's/Brt) 

PILIH YANG MANA : Dewi Persik bersama kekasihnya Aldi Taher dan kuasa hukumnya Hj Endah E Murnalita SH yang juga Caleg DPR-RI Dapil 1 Kalsel membeli buah-buahan dari Jukung disela-sela pembukaan lomba dayung tradisional di Desa Terantang Kecamatan Mandastana, Kabupaten Batola, Minggu (23/2)
 

AKRAB  :Dewi Persik bersama wartawan Barito Post, Mercurius dan Kalimantan Post, Hj Sunarti saat berada di Speed Boat menuju Desa Terantang Kecamatan Mandastana Kabupaten Batola mendampingi  Hj Endah E Murnalita bersama Ketua DPD Partai Hanura Kalsel H Aliansyah Effendy membuka lomba dayung tradisional di Desa Terantang Kecamatan Mandastana, Kabupaten Batola, Minggu (23/2) (Foto : Mer's/Brt)

Airnya ’’Butek” tapi tak Berbau 

KALIMANTAN Selatan (Kalsel) adalah salah satu provinsi yang memiliki potensi sumber daya alam yang kaya dan corak kebudayaan yang beraneka ragam. Salah satui potensi itu, adalah banyaknya sungai-sungai besar dan kecil yang mengalir membelah daerah ini, Sungai Barito dan Sungai Martapura. Tak pelak, artis Dewi Persik pun terpesona oleh panorama dan kehidupan sungai ini.

Potensi sungai di Kalsel, bagi seorang artis dangdut Dewi Persik, seolah menyimpan aura tersembunyi dengan misteri dan keindahannya yang layak dinikmati
Itulah pengakuan polos yang diungkapkan Dewi Persik seusai mendampingi kuasa hukumnya, Hj Endah E Murnalita SH, yang menjadi Calon Anggota Legislatif DPR-RI Daerah Pemilihan (Dapil) Kalsel 2 dari Partai Hanura Kalsel, menghadiri pembukaan lomba dayung tradisional di Desa Terantang, Kabupaten Barito Kuala (Batola), Minggu (22/2).
”Jujur saya akui, saya memang suka petualangan. Melihat sungai di Kalimantan Selatan ini ada sesuatu yang bikin aku tertarik,” ujar si ‘Goyang Gergaji’ itu di sela-sela makan siang di Rumah Makan Soto Abang Amat di Jl Banua Anyar Banjarmasin.
Oleh sebab itulah, meski untuk mencapai Desa Terantang, Kecamatan Mandastana, bisa dicapai lewat darat, mantan istri Saiful Jamil yang datang bersama kekasihnya pesinetron Aldi Thaher itu lebih memilih naik speed boat, siang kemarin.
Dewi Persik benar-benar menikmati perjalanan sungainya, meski siang itu sinar matahari cukup menyengat. Baik selama perjalanan menuju lokasi lomba hingga kembali ke Soto Ayam Abang Amat tak henti-hentinya dia melambai-lambaikan tangannya ke warga yang berada di sepanjang sungai.
Barito Post yang cukup beruntung berada dalam satu speed boat bersama Dewi Persik, melihat betapa sang artis yang berada di lokasi lomba rela berpanas ria, bolak balik mendampingi Hj Endah E Murnalita SH yang disebutnya sang bunda, dan Ketua DPD Partai Hanura Kalsel H Aliansyah Effendy mengibarkan bendera start pada lomba yang diikuti 49 peserta itu.
Sesekali dia berteriak-teriak memberikan semangat kepada para peserta. Aldi Taher pun mengaku, pengalaman menyusuri sungai merupakan petualangan yang seru baginya.
Meski hari itu Dewi Persik tidak melantunkan suaranya, namun ribuan warga Batola, khususnya warga Desa Terantang, yang berjejer di pinggir sungai dan di atas jukung (perahu), merasa terhibur oleh keramahan dan kelincahan pedangdut yang baru-baru ini berduet dengan penyanyi pop Glenn Fredly lewat lagunya Hikayat Cinta itu

Sesekali, Dewi Persik menggoyangkan tubuhnya mengeluarkan jurus goyang gergajinya. Kesederhanaan pedangdut yang sering dicekal manggung dengan alasan goyangannya dianggap”keterlaluan” itu terlihat saat dia dengan lahap menyantap nasi bungkus dan wadai (kue) khas banjar yang dibeli “sang bunda” dari jukung pasar terapung. Menurutnya, kehidupan di sungai dengan jukung-jukung tradisional layak dilestarikan. Karena itulah, Dewi Persik mendukung lomba dayung tradisional yang digagas dan disponsori Hj Endah E Murnalita dan H Aliansyah Effendi itu. ”Lihatlah bagaimana negara Thailand mampu memanfaatkan potensi sungainya menjadi sebuah daya tarik wisata” ucapnya membandingkan.Bagi Dewi Persik, meski sungai di Kalsel ini “butek” atau berwarna coklat, namun aromanya wangi alias tak berbau. Suatu pernyataan yang polos dan tanpa bukti ilmiah. Namun, yang pasti pernyataan sang Dewi Persik setidaknya menjadi pemacu bagi kita untuk terus melestarikan sungai-sungai yang merupakan aset dan potensi daerah

.mr’s

DITERBITKAN 23-02-2009 

http://wartaputradayak.blogspot.com/

Kuasa Hukum Dewi Persik ternyata Urang Banua


KIBAR BENDERA : Hj Endah E Murnalita bersama Ketua DPD Partai Hanura Kalsel serta Dewi Persik dan kekasihnya Aldi Taher saat mengibarkan bendera start pada lomba dayung tradisional di Desa Terantang Kecamatan Barito Kuala (Batola) Minggu (22/2) (Foto : Mer’s/Brt)

Spirit Majukan Daerah melalui DPR-RI
Marabahan, BARITO 
Pemirsa televisi swasta nasional di Kalimantan Selatan (Kalsel) yang menggemari berita-berita dari dunia hiburan dan selebritis (infotainment) khususnya berita Dewi Persik sering melihat sosok wanita lembut yang mendampingi sang artis sebagai kuasa hukumnya.
Misalnya saja pada berita persidangan cerainya dengan Saiful Jamil, sang kuasa hokum yang dikenal dengan nama Hj Endah E Murnalita SH itu bersikap tak hanya sebagai lawyer . Namun juga bersikap sebagai ibu yang melindungi dan mengayomi si goyang gergaji itu.
 Nah, masyarakat Kalsel mungkin tak banyak yang tahu, kalau Hj Endah E Murnalita SH ternyata asli urang banua dari Amuntai (Hulu Sungai Utara) 
Menawatkan sekolahnya di SMPN 3 dan SMAN 3 Banjarmasin, lulusan Fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI) ini langsung berkiprah di dunia advokat .
Buka praktek dari kantornya di lantai delapan Gedung ITC Permata Hijau Permata Hijau, karir putri mantan Pembantu Gubernur Kalsel (alm) H Hanafiah cukup melejit di kalangan dunia advokat. 
Berbagai kasus cukup besar ditanganinya diantaranya kasus Beddu Amang yang terjerat kasus korupsi tukar guling Bulog dan Goro.  
Sahabat pengacara kondang Elsa Syarief ini juga menangani berbagai kasus selebritis, seperti foto syur (alm) artis Sukma Ayu dan B’Jah, jadi kuasa hukum Leony dan terakhir Dewi Persik.
Dan bersama Dewi Persik ini, Hj Endah yang kini kembali ke daerah untuk maju sebagai Calon Anggota Legislatif DPR-RI Daerah Pemilihan (Dapil) Kalsel 1 dari Partai Hanura itu nampaknya sangat dekat bak ibu dan anak. 
Hal ini diakui sendiri oleh Dewi Persik saat bersama kekasihnya Aldi Taher mendampingi Hj Endah dan Ketua DPD Partai Hanura Kalsel H Aliansyah Effendi membuka lomba dayung tradisional di Desa Terantang Kecamatan Barito Kuala (Batola) Minggu (22/2)”Bunda Endah lah yang selama ini mengayomi dan melindungi saya, apalagi saya ini kan perantauan yang mencari nafkah di Jakarta” ungkap Dewi Persik saat memberikan sambutan di depan ribuan warga Batola yang menyaksikan lomba dari pinggir sungai.
Hj Endah E Murnalita SH sendiri kepada Barito Post mengakui, saat dia memutuskan maju untuk mewakili rakyat Kalsel di DPR RI banyak potensi-potensi daerah yang ingin diperjuangkannya di pusat. Diantaranya dia ingin meningkatkan kesadaran hukum di daerah yang menurutnya masih rendah.”Kalseljuga kaya akan potensi-potensi Sumber Daya Alam ( SDA) seperti sungai, karena itulah saya berpikir sebelum ke Batola ini apa yang ingin saya berikan , nah karena disini sungai menjadi urat nadi, saya tertarik menggelar lomba dayung ini. Untungnya keingingan saya juga dibantu dan didukung Pak Aliansyah Effendi (Ketua DPD Partai Hanura Kalsel” urainya.
 Hj Endah yang mengaku sejak dulu mengagumi sosok Jend (Purn) Wiranto yang kini Ketua Umum DPP Partai Hanura itu bertekad jika dia terpilih sebagai anggota DPR-RI Kalsel akan berupaya sekuat tenaga memperjuangkan daerah, khususnya dari Dapil Kalsel 1 (Batola, Banjar, Tapin, HSS, HSU, HST, Balangan dan Tabalong) yang diwakilinya
mr’s


DITERBITKAN 23-02-2009

Mengenal SABAN, Komunitas Sepeda Antik Banjarmasin


ANTIK : Walikota Banjarmasin H Akhmad Yudhi Wahyuni Usman mengayuh sepeda onthelnya bersama ratusan penggemar sepeda antik yang menamakan dirinya Komunitas Sepeda Antik Banjarmasin (SABAN) . Minggu (22/2)
 Walikota dikenal sebagai pembinan SABAN yang beranggotakan walikota hingga tukang becak (Foto : Ist/Brt)


ANTIK : Walikota Banjarmasin H Akhmad Yudhi Wahyuni Usman berfoto bersama para penggemar sepeda antik yang menamakan dirinya Komunitas Sepeda Antik Banjarmasin (SABAN) Foto : Mer's/Brt)

Penggemarnya dari Walikota hingga Tukang Becak
Banjarmasin, BARITO 
HARI Minggu, (15/2)pagi di Komplek Buncit Indah, Sasana Santi Km 5 Banjarmasin atau
bertempat di kediaman Adrianto WD Pou nampak berjejer ratusan sepeda antik di pinggir jalan tersebut.
Sementara di dalam rumah para pemilik sepeda lengkap dengan kostum tempo doeloe ataupun kaos komunitas sepeda asik mengobrol seraya menikmati berbagai makanan dan minuman yang disajikan tuan rumah 
Nampak diantara mereka hadir pula Walikota Banjarmasin H Akhmad Yudhi Wahyuni Usman

Ya mereka adalah para penggemar sepeda onthel lama (antik) yang menamakan dirinya
Komunitas SABAN, atau kepanjangan dari Sepeda Antik Banjarmasin.
Mereka sendiri baru menempuh perjalanan dari kawasan Basirih,Lingkar Selatan dan berkumpul di kediaman Adrianto WD Pou
Bermula dari obrolan ringan dan kecintaan kepada sepeda ontel, serta pengaruh kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) di awal tahun 2008, SABAN dibentuk pada 17 Agustus 2008.
Soal pemilihan nama SABAN sendiri menurut Ketua SABAN Sunarno,mempunyai arti tersendiri . Karena komunitas ini diresmikan pada Bulan Agustus atau Bulan Syaban untuk penanggalan kalender Islam. Dan bukan kebetulan pula SABAN bisa diakronimkan menjadi Sepeda Antik Banjarmasin. “Anggotanya saat ini mencapai 200 an tak ada syarat khusus, asal memiliki sepeda onthel antik, silahkan bergabung” ujar Sunarno.
Anggota SABAN sendiri memang dari berbagai usia, golongan dan profesi mulai dari walikota hingga tukang becak 
Senada dikatakan salah satu penggemar sepeda antik, Adrianto WD Pou bahwa SABAN anggota tak memandang strata social atau suku.”Kami berkumpul setiap minggu, rencananya minggu depan pak walikota jadi tuan rumah, dan kami berkumpul di depan Siring Jalan Jenderal Sudirman” tambah pria etnis Tionghoa ini yang diamini Wahyu anggota lainnya yang berprofesi sebagai PNS.
Asri salah seorang penarik becak yang juga anggota Komunitas SABAN, mengakui menjadi anggota komunitas sepeda antik, selain memperluas wawasan, juga adanya rasa kesetia-kawanan antar sesama anggota tanpa pandang strata sosialnya.”Pokoknya semuanya enjoy dan yang penting kita sehat” tambahnya.
Walikota Banjarmasin HA Yudhi Wahyuni Usman yang memang dikenal sebagai penggemar sepeda (sekadar catatan, di era memulai pemerintahannya walikota menggalakkan Jumat bersepeda bagi pejabat di lingkungan Pemko Banjarmasin, red) mengaku sangat mendukung keberadaan Komunitas SABAN. 
Dengan bersepeda ontel, lanjut Yudhi Wahyuni bisa menjadi gaya hidup sehat serta mengingat-ingat kondisi ketika tahun 1920-an, masa perjuangan, pra-kemerdekaan. Karena masa itu, masyarakat di Indonesia masih memakai sepeda ontel. 
Walikota yang dalam struktur SABAN didaulat sebagai Pembina bahkan mengatakan, komunitas sepeda antik juga menjadi salah satu pionir pelopor hidup sehat dan bersih.”Nanti kita akan bikin pula acara naik sepeda sembari membawa plastic untuk memungut sampah di jalanan”pungkasnya
mr’s 

DITERBITKAN 16-02-2009

http://wartaputradayak.blogspot.com/