AKRAB :Dewi Persik bersama wartawan Barito Post, Mercurius dan Kalimantan Post, Hj Sunarti saat berada di Speed Boat menuju Desa Terantang Kecamatan Mandastana Kabupaten Batola mendampingi Hj Endah E Murnalita bersama Ketua DPD Partai Hanura Kalsel H Aliansyah Effendy membuka lomba dayung tradisional di Desa Terantang Kecamatan Mandastana, Kabupaten Batola, Minggu (23/2) (Foto : Mer's/Brt)
Airnya ’’Butek” tapi tak Berbau
KALIMANTAN Selatan (Kalsel) adalah salah satu provinsi yang memiliki potensi sumber daya alam yang kaya dan corak kebudayaan yang beraneka ragam. Salah satui potensi itu, adalah banyaknya sungai-sungai besar dan kecil yang mengalir membelah daerah ini, Sungai Barito dan Sungai Martapura. Tak pelak, artis Dewi Persik pun terpesona oleh panorama dan kehidupan sungai ini.
Potensi sungai di Kalsel, bagi seorang artis dangdut Dewi Persik, seolah menyimpan aura tersembunyi dengan misteri dan keindahannya yang layak dinikmati
Itulah pengakuan polos yang diungkapkan Dewi Persik seusai mendampingi kuasa hukumnya, Hj Endah E Murnalita SH, yang menjadi Calon Anggota Legislatif DPR-RI Daerah Pemilihan (Dapil) Kalsel 2 dari Partai Hanura Kalsel, menghadiri pembukaan lomba dayung tradisional di Desa Terantang, Kabupaten Barito Kuala (Batola), Minggu (22/2).
”Jujur saya akui, saya memang suka petualangan. Melihat sungai di Kalimantan Selatan ini ada sesuatu yang bikin aku tertarik,” ujar si ‘Goyang Gergaji’ itu di sela-sela makan siang di Rumah Makan Soto Abang Amat di Jl Banua Anyar Banjarmasin.
Oleh sebab itulah, meski untuk mencapai Desa Terantang, Kecamatan Mandastana, bisa dicapai lewat darat, mantan istri Saiful Jamil yang datang bersama kekasihnya pesinetron Aldi Thaher itu lebih memilih naik speed boat, siang kemarin.
Dewi Persik benar-benar menikmati perjalanan sungainya, meski siang itu sinar matahari cukup menyengat. Baik selama perjalanan menuju lokasi lomba hingga kembali ke Soto Ayam Abang Amat tak henti-hentinya dia melambai-lambaikan tangannya ke warga yang berada di sepanjang sungai.
Barito Post yang cukup beruntung berada dalam satu speed boat bersama Dewi Persik, melihat betapa sang artis yang berada di lokasi lomba rela berpanas ria, bolak balik mendampingi Hj Endah E Murnalita SH yang disebutnya sang bunda, dan Ketua DPD Partai Hanura Kalsel H Aliansyah Effendy mengibarkan bendera start pada lomba yang diikuti 49 peserta itu.
Sesekali dia berteriak-teriak memberikan semangat kepada para peserta. Aldi Taher pun mengaku, pengalaman menyusuri sungai merupakan petualangan yang seru baginya.
Meski hari itu Dewi Persik tidak melantunkan suaranya, namun ribuan warga Batola, khususnya warga Desa Terantang, yang berjejer di pinggir sungai dan di atas jukung (perahu), merasa terhibur oleh keramahan dan kelincahan pedangdut yang baru-baru ini berduet dengan penyanyi pop Glenn Fredly lewat lagunya Hikayat Cinta itu
Sesekali, Dewi Persik menggoyangkan tubuhnya mengeluarkan jurus goyang gergajinya. Kesederhanaan pedangdut yang sering dicekal manggung dengan alasan goyangannya dianggap”keterlaluan” itu terlihat saat dia dengan lahap menyantap nasi bungkus dan wadai (kue) khas banjar yang dibeli “sang bunda” dari jukung pasar terapung. Menurutnya, kehidupan di sungai dengan jukung-jukung tradisional layak dilestarikan. Karena itulah, Dewi Persik mendukung lomba dayung tradisional yang digagas dan disponsori Hj Endah E Murnalita dan H Aliansyah Effendi itu. ”Lihatlah bagaimana negara Thailand mampu memanfaatkan potensi sungainya menjadi sebuah daya tarik wisata” ucapnya membandingkan.Bagi Dewi Persik, meski sungai di Kalsel ini “butek” atau berwarna coklat, namun aromanya wangi alias tak berbau. Suatu pernyataan yang polos dan tanpa bukti ilmiah. Namun, yang pasti pernyataan sang Dewi Persik setidaknya menjadi pemacu bagi kita untuk terus melestarikan sungai-sungai yang merupakan aset dan potensi daerah
.mr’s
DITERBITKAN 23-02-2009