Senin, 15 Desember 2008

Pasca Meninggalnya Balita Korban DB


Alwi Perintahkan Dinkes Segera Bertindak

Banjarmasin, BARITO
Menyusul meninggalnya seorang balita yang diduga karena Demam Berdarah (DB), Wakil Walikota H Alwi Sahlan langsung bereaksi dan memerintahkan Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin agar segera melakukan tindakan.
Seperti diberitakan kemarin, putra dari pasangan Madi (22) dan Aswat (21), Aditiya (2,4) warga Jl Pekapuran B Laut Gg Amparaya RT 11 NO 42 Banjarmasin, meninggal karena Demam Berdarah, Sabtu (29/11) .” “Kita telah berkoordinasi dengan pihak Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin untuk tidak lanjut masalah DBD ini, dan untuk masalah operasional di lapangan silahkan berkoordinasi dengan dinkes,” jelas mantan politikus yang dikenal bersih ini.
Sebelumnya saat Barito Post bertandang ke kediaman korban, pasangan suami istri yang didampingi nenek korban t menceritakan bahwa sebenarnya mereka tidak menduga kalau anaknya tersebut akan meninggal secepat itu, mengingat anak tersebut anak yang lincah dan pandai, hingga meski dalam keadaan sakit mereka pun tidak melihat penurunan kegesitan dan kelucuan bocah itu.
Menurut Aswat, sebenarnya diwilayah tempat tinggalnya yang masih banyak genangan air di bawah kolong rumah warga, selama dalam kurun waktu antara 2-3 bulan belakangan. Dan sudah ada empat orang yang diduga terserang DB namun masih bisa diselamatkan, sedangkan anaknya adalah korban yang kelima dan meninggal.
Dan masalah itu menurutnya juga telah dilaporkan ke pihak RT yang selanjutnya melaporkan ke dinas terkait bahkan hingga dua kali, namun belum ada tanggapan seperti dilakukannya fogging
Sebaliknya seperti diberitakan sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin Dr Rosally Gunawan mengaku belum bisa memastikan kasus tersebut positif DBD atau bukan. Karena belum menerima keterangan resmi dari Dokter atau RS yang melakukan perawatan.
.M-01//mr’s

Diterbitkan 02-12-2008

"Masih Menunggu Laporan Resmi"




Kepala Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin dr Rosally Gunawan saat dikonfirmasi wartawan mengaku pihaknya belum bisa memastikan kasus tersebut positif DBD atau bukan. Karena hingga saat dikonfirmasi pihaknya belum menerima keterangan resmi dari dokter atau RS yang melakukan perawatan. Namun berdasarkan data Dinkes, sementara ada lima orang korban meninggal positif DBD di wilayah Kota Banjarmasin.
“Kami belum bisa pastikan itu kasus DBD atau bukan, karena kami belum mengetahui ada laporan resmi dari pihak warga atau tidak, yang dibarengi dengan surat keterangan resmi dari dokter atau RS yang merawat,” ujar Rosally.
Dan menanggapi adanya tindakan fogging atau pengasapan yang kerap dilakukan salah satu parpol, pihaknya mengingatkan bahwa hal itu bisa saja dilakukan, namun harus sepengetahuan dan berkoordinasi dengan Dinkes, mengingat fogging bukan hanya berbahaya bagi nyamuk namun juga manusia,” jelasnya.
Sebelumnya, menyusul meninggalnya seorang bocah balita Aditya (2,4 ) warga Jl Pekapuran B Laut Gg Amparaya RT 11 NO 42 Banjarmasin, yang diduga karena Demam Berdarah (DB), langsung ditanggapi Partai Nasional Banteng Kemerdekaan (PNBK) yang belakangan ini “banjir” permintaan warga untuk melakukan fogging ke wilayahnya.”Ya kita sudah melakukan fogging ke Gg Amparaya di wilayah kediaman salah satu warga yang putranya diduga meninggal karena DB” terang M Aflah, caleg PNBN Nomor 1 dari Kecamatan Banjarmasin Tengah via ponsel di sela-sela pelaksanaan fogging di wilayah Kantor Polsek Banjarmasin Tengah, Ahad (30/11)
Menurut kontraktor muda ini, pelaksanaan fogging selain atas inisiatif sendiri juga atas permintaan warga dan tetap berkoordinasi dengan pihak puskesmas.
M-01/mr’s

Demam Berdarah Renggut Nyawa Balita

Banjarmasin, BARITO
Raut wajah sedih masih terlihat diwajah pasangan Madi (22) dan Aswat (21), ayah dan ibu dari Aditya (2,4 ) warga Jl Pekapuran B Laut Gg Amparaya RT 11 No 42 Banjarmasin, yang diduga meninggal karena Demam Berdarah, Ahad (30/11).
Saat Barito Post bertandang ke kediaman mereka, pasangan suami istri yang didampingi nenek korban tersebut menceritakan bahwa sebenarnya mereka tidak menduga kalau anaknya tersebut akan meninggal secepat itu.
Mengingat anak tersebut anak yang lincah dan pandai, hingga meski dalam keadaan sakit mereka pun tidak melihat penurunan kegesitan dan kelucuan bocah itu. Namun menurut ibu korban, dia mengetahui anaknya itu dalam keadaan sakit saat mendapati tubuhnya dalam keadaan panas tinggi pada hari Senin (24/11) lalu.
Olehnya kemudian korban dibawa ke tempat seorang mantri yang tempat praktiknya berdekatan dengan tempat tinggalnya, lalu oleh mantri itu dia diberitahu bahwa anaknya tersebut diduga terkena gejala muntaber.
Selanjutnya oleh mantri dia diberikan beberapa macam obat, dan tidak lama panas badan korban turun, namun tidak lama setelah pulang dari tempat mantri korban muntah-muntah, dan kemudian berselang dua hari tiba-tiba tubuh korban kembali panas.
Kemudian pada Kamis (27/11) korban dilarikan ke Rumah Sakit Sari Mulia Banjarmasin dan dari hasil pemeriksaan sampel darah korban diketahui ternyata korban positif terserang demam berdarah, dan korban dirawat di disana selama satu malam di ruang ICU, namun karena mereka tidak memiliki cukup biaya untuk melakukan perawatan di sana, mengingat pekerjaan orang tua korban hanya pekerja swasta yang ikut familinya, maka mereka mengambil inisiatif untuk memindahkan perawatan ke RS Ansari Saleh Kayu Tangi Banjarmasin, Jumat (28/11).
Setelah satu malam di RS Ansari Saleh, korban akhirnya meninggal dunia di ruang Kumala ICU Rumah Sakit, Sabtu (29/11) sekitar pukul 06.30 Wita.
Ditambahkan Aswat, sebenarnya di wilayah tempat tinggalnya yang masih banyak genangan air di bawah kolong rumah warga, selama dalam kurun waktu antara 2-3 bulan belakangan, sudah ada empat orang yang diduga terserang Demam Berdarah (DBD) namun masih bisa diselamatkan. Sedangkan anaknya adalah korban yang kelima dan meninggal. Hal itu juga telah dilaporkan ke pihak RT. Dan dari pihak RT mengatakan padanya bahwa telah dilaporkan ke dinas terkait bahkan hingga dua kali, namun belum ada tanggapan seperti dilakukannya fogging.“Dalam 2-3 bulan ini sudah ada empat orang yang diduga terkena DBD dan anak saya ini yang kelima dan meninggal, mudah-mudahan cukup anak saya saja yang jadi korban,” ujar Aswat.
M-01 /mr’s

Diterbitkan 01-12-2008

aleg Fogging Kampung Melayu, Warga Antusias

Dinkes Ingatkan untuk Koordinasi
Banjarmasin, BARITO
Menyadari pada saat pergantian musim seperti sekarang, kasus Demam Berdarah (DB) akan bermunculan, dan sebagai bentuk dukungan terhadap Pemerintah Kota (Pemko) Banjarmasin memberantas “aedes aigepty” nyamuk penyebab DB, sejumlah calon anggota legislatif (caleg) dari Partai Nasional Banteng Kemerdekaan (PNBK) melakukan fogging di kawasan Kampung Melayu .
Kegiatan fogging yang dikomandani Caleg Nomor 1 PNBK Dapil 1 Kecamatan Banjarmasin Tengah , M Aflah ini dilakukan kesekian kalinya setelah sebelumnya digelar di kawasan Kelurahan Skip Lama, Teluk Dalam, dan Seberang Mesjid
Fogging massal yang yang digelar mulai pukul 09-00 Wita tersebut ''membombardir'' aedes aigepty di SD Melayu 5 dan 11, Gang Amal RT 9, Mesjid Ar Rahman dan sekitarnya hingga kegiatan berakhir di SMPN 6 .
Kegiatan fogging yang digagas Aflah dkk ini disambut antusias warga Kampung Melayu.”Kegiatan ini sangat positif apalagi kawasan ini jarang dilakukan fogging. Soal politik kita tak masalah jika memang positif,” aku Ismail Husin , warga Kampung Melayu RT 8 samping Mesjid Ar-Rahman.
Senada disampaian Ilok, warga Gang Amal RT 9 yang menyambut baik kegiatan fogging itu karena menurutnya kegiatan dilakukan untuk orang banyak guna mengantisipasi DB.”Kenapa tidak, soal ada misi politik atau tidak yang jelas kegiatan ini berguna bagi warga, daripada hanya janji , ini ka nada bukti,” ucap Ilok.
Aflah kepada wartawan ketika dikonfirmasi mengatakan kegiatan fogging sebaiknya tidak dihubungkan dengan pencalonan dirinya sebagai wakil rakyat dari PNBK untuk Kecamatan Banjarmasin Tengah “Kegiatan ini merupakan bentuk kepedulian sebagai anggota masyarakat saja “ ucap kontraktor muda yang mengaku membeli sendiri peralatan dan bahan fogging-nya itu dan berkoordinasi dengan puskesmas
Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin dr Hj Rosaly Gunawan menyatakan tak masalah jika caleg melakukan fogging massal dengan catatan berkoordinasi dengan dinas kesehatan yang mengetahui kawasan yang menjadi daerah endemis DB. “Jangan sembarangan fogging, bagaimana jika terjadi apa-apa, dinas kesehatan tidak bertanggung-jawab,”tegas Rosaly . Meski demikian jika memang sudah diawasi oleh dinas kesehatan atau puskesmas dia tak mempermasalahkannya.”Namun yang pasti dinkes tidak pernah menjual bahan-bahan untuk fogging.Bubuk abate juga kita gratiskan untuk masyarakat,”ingatnya
mr’s

Diterbitkan 27-11-2008