Selasa, 03 Februari 2009

Buku Harian Sutriani ungkap Kekecewaan Terhadap Henok

Sepupunya Beberkan Kuitansi Denda Perselingkuhan
Pulang Pisau, BARITO

“PUKUL 02 00 WIB tanggal 27 bulan Pebruari Tahun 2008, aku tak suka dengan yang dilakukan terhadap diriku,. Dia begitu ringan tangan aku sering sekali merasa sakit hati, perkataanya nya pun sering membuat ku sakit hati, banyak barang sudah dihancurkannya apabila aku sering menegur dan memarahinya.”
Itulah sebagian dari isi buku harian (diary) dari (alm) Sutriani (23), warga RT 8 Jln Marsumi Layar Pulang Pisau (Pulpis) yang tewas tertembak pistol suaminya Briptu Henich DJ Gulo (25) atau Henokh tepat di dahi, Senin (31/3) sekitar pukul 11.45 WIB

Kematian Sutriani sendiri hingga almarhum dimakamkan, Rabu (2/3) masih jadi pembicaraan hangat warga Kabupaten Pulang Pisau (Pulpis). Benarkah selama ini tak ada permasalahan atau cekcok antara korban dengan suaminya dan tewasnya korban? Apakah senjata api yang diacungkan tersangka tanpa sengaja tiba-tiba meletus itu hanya sekali dilakukan atau sering dilakukan?
Setidaknya isi diary berbentuk foto copy melalui sepupu korban, Yandi (30) yang dikutip wartawan Barito Post di Pulang Pisau Akhmad Wahyuni dan Edwin yang menghubungi redaksi tadi malam sedikit menguak tragedi itu
Simak saja lanjutan diary yang berbentuk tulisan tangan itu :Bahkan dia sering mengancamku dengan pistol aku tidak tahu pingin curhat dengan siapa. Hati sedih dan kecewa melihat perilaku suamiku sendiri. Padahal aku hanya ingin meminta perhatian untuk itu.
Mulai detik ini saat ini aku harus bisa membatasi diriku dan tidak ingin berharap perhatiannya, apalagi cemburu dengan nya . Yang harus aku lakukan adalah berharap supaya dia cepat mengembalikan uang lima juta dan (tulisan tidak jelas, red) … keuntungan dari itu

Masih tanggal 27 Pebruari Tahun 2008 atau sebulan sebelum kejadian tragis itu, korban melanjutkan goresan isi hatinya itu seperti dikutip sebagai berikut

Jam 14-00 istirahat, Jam 15 -00 elipat
(Perasaan Hati/ Ungkapan Hati
Aku bingung terhadap suamiku kurasa dia tidak lagi mencintai ku aku harus sadar itu. Diaselalu ingin menyakitiku . Untuk itu aku harus sadar bahwa sebaikny aku juga harus mulai membatasi diri dan tidak ingin begitu mudah diperdaya!Oh Tuhan bantulah aku menghadapi semua ini! Amin…

Tak jelas apakah isi diari yang mengungkapkan kekecewaan sarjana biologi berstatus honorer pada SMAN 1 Pulang Pisau itu merupakan kesedihan hatinya atas perilaku sang suami yang telah memberinya putra Christian (1,5) itu diduga berpaling kepada wanita lain (WIL)?.
Yang pasti selain mengungkapkan buku harian sepupunya itu, Yandi yang bekerja di perkebunan karet PTPN XVIII Pangkalan Baten, Kabupaten Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah ini

juga membeberkan dugaan perselingkuhan Henok dengan istri seorang warga Mandomai Kabupaten Kapuas
Bukti dugaan perselingkuhan dibeberkan Yandi melalui kuitansi pembayaran denda dugaan perselingkuhannya itu dengan isteri orang tertanggal 11 januari 2008 sebesar Rp3 juta rupiah.. Total yang mesti dibayarkan tersangka menurut Yandi sebesar Rp 25 juta dan tak diketahui apakah denda itu telah dilunasi atau belum”Maksud saya membeberkan cerita ini bukan maksud apa-apa, sebagai keluarga saya hanya ingin meluruskan pemberitaan yang selama ini di media massa. Saya tak puas sepertinya berita di media massa seolah-oleh menyalahkan sepupu saya ” ungkap pria yang rela menempuh jalan berjam-jam naik motornya ke Pulang Pisau itu mendengar kematian sepupunya itu
Seperti diberitakan sebelumnya, Sutriani (23), warga RT 8 Jln Marsumi Layar Pulang Pisau (Pulpis) yang tewas tertembak pistol suaminya Briptu Henich DJ Gulo (25) atau Henokh tepat di dahi, Senin (31/3) sekitar pukul 11.45 WIB
Berdasarkan keterangan Henok saat diinterogasi kejadian itu bermula ketika Henok dan istrinya mendiskusikan penggunaan uang hasil penjualan sebidang tanah sebesar Rp6,5 juta di ruang tengah rumah.
Kepada istrinya, Henok menyatakan keinginan agar uang itu ditabung. Namun Sutri bermaksud menggunakan uang itu untuk beli mesin jahit. Alasan untuk menambah penghasilan keluarga.
Mendengar keinginan Sutri itu, Henok yang ketika itu tengah berbaring di depan televisi, bangkit. Sambil memainkan senjata api jenis revolver dia mendatangi istrinya tengah duduk. Setengah bercanda, Henok kemudian mengarahkannya kepada Sutri.
Tiba-tiba senjata itu meletus dalam jarak sekitar satu meter dari korban
Tembakan jarak dekat itu telak mengenai dahi Sutri. Akibatnya, sarjana biologi berstatus honorer pada SMAN 1 Pulang Pisau itu tewas sebelum sempat mendapatkan pertolongan medis.
mr’s

Diterbitkan 01-04-2008

http://wartaputradayak.blogspot.com/

Tidak ada komentar: