Minggu, 22 Februari 2009

Mengenal SABAN, Komunitas Sepeda Antik Banjarmasin


ANTIK : Walikota Banjarmasin H Akhmad Yudhi Wahyuni Usman mengayuh sepeda onthelnya bersama ratusan penggemar sepeda antik yang menamakan dirinya Komunitas Sepeda Antik Banjarmasin (SABAN) . Minggu (22/2)
 Walikota dikenal sebagai pembinan SABAN yang beranggotakan walikota hingga tukang becak (Foto : Ist/Brt)


ANTIK : Walikota Banjarmasin H Akhmad Yudhi Wahyuni Usman berfoto bersama para penggemar sepeda antik yang menamakan dirinya Komunitas Sepeda Antik Banjarmasin (SABAN) Foto : Mer's/Brt)

Penggemarnya dari Walikota hingga Tukang Becak
Banjarmasin, BARITO 
HARI Minggu, (15/2)pagi di Komplek Buncit Indah, Sasana Santi Km 5 Banjarmasin atau
bertempat di kediaman Adrianto WD Pou nampak berjejer ratusan sepeda antik di pinggir jalan tersebut.
Sementara di dalam rumah para pemilik sepeda lengkap dengan kostum tempo doeloe ataupun kaos komunitas sepeda asik mengobrol seraya menikmati berbagai makanan dan minuman yang disajikan tuan rumah 
Nampak diantara mereka hadir pula Walikota Banjarmasin H Akhmad Yudhi Wahyuni Usman

Ya mereka adalah para penggemar sepeda onthel lama (antik) yang menamakan dirinya
Komunitas SABAN, atau kepanjangan dari Sepeda Antik Banjarmasin.
Mereka sendiri baru menempuh perjalanan dari kawasan Basirih,Lingkar Selatan dan berkumpul di kediaman Adrianto WD Pou
Bermula dari obrolan ringan dan kecintaan kepada sepeda ontel, serta pengaruh kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) di awal tahun 2008, SABAN dibentuk pada 17 Agustus 2008.
Soal pemilihan nama SABAN sendiri menurut Ketua SABAN Sunarno,mempunyai arti tersendiri . Karena komunitas ini diresmikan pada Bulan Agustus atau Bulan Syaban untuk penanggalan kalender Islam. Dan bukan kebetulan pula SABAN bisa diakronimkan menjadi Sepeda Antik Banjarmasin. “Anggotanya saat ini mencapai 200 an tak ada syarat khusus, asal memiliki sepeda onthel antik, silahkan bergabung” ujar Sunarno.
Anggota SABAN sendiri memang dari berbagai usia, golongan dan profesi mulai dari walikota hingga tukang becak 
Senada dikatakan salah satu penggemar sepeda antik, Adrianto WD Pou bahwa SABAN anggota tak memandang strata social atau suku.”Kami berkumpul setiap minggu, rencananya minggu depan pak walikota jadi tuan rumah, dan kami berkumpul di depan Siring Jalan Jenderal Sudirman” tambah pria etnis Tionghoa ini yang diamini Wahyu anggota lainnya yang berprofesi sebagai PNS.
Asri salah seorang penarik becak yang juga anggota Komunitas SABAN, mengakui menjadi anggota komunitas sepeda antik, selain memperluas wawasan, juga adanya rasa kesetia-kawanan antar sesama anggota tanpa pandang strata sosialnya.”Pokoknya semuanya enjoy dan yang penting kita sehat” tambahnya.
Walikota Banjarmasin HA Yudhi Wahyuni Usman yang memang dikenal sebagai penggemar sepeda (sekadar catatan, di era memulai pemerintahannya walikota menggalakkan Jumat bersepeda bagi pejabat di lingkungan Pemko Banjarmasin, red) mengaku sangat mendukung keberadaan Komunitas SABAN. 
Dengan bersepeda ontel, lanjut Yudhi Wahyuni bisa menjadi gaya hidup sehat serta mengingat-ingat kondisi ketika tahun 1920-an, masa perjuangan, pra-kemerdekaan. Karena masa itu, masyarakat di Indonesia masih memakai sepeda ontel. 
Walikota yang dalam struktur SABAN didaulat sebagai Pembina bahkan mengatakan, komunitas sepeda antik juga menjadi salah satu pionir pelopor hidup sehat dan bersih.”Nanti kita akan bikin pula acara naik sepeda sembari membawa plastic untuk memungut sampah di jalanan”pungkasnya
mr’s 

DITERBITKAN 16-02-2009

http://wartaputradayak.blogspot.com/

Tidak ada komentar: