Senin, 01 September 2008

Pasar Wadai Ramadhan di Banjarmasin


LEPAS BALON : Ketua Tim Penggerak PKK Kota Banjarmasin Hj Emmy Mariani Tajuddin disaksikan Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Kalsel Ir Hj Hayatun Fardah melepaskan balon usai peresmian Pasar Wadai Ramadhan oleh Gubernur Kalsel (berita dan foto terkait di halaman 1). (foto: nasrulah/brt)

Jadi Objek Wisata Kuliner
Banjarmasin, BARITO
Gubernur Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), Drs.Rudy Ariffin, menyatakan, pasar Wadai Ramadhan (Ramadhan Cake Fair) yang berlangsung setiap bulan Ramadhan di Kota Banjarmasin dinyatakan sebagai objek wisata kuliner di wilayah Kalsel.
Karena dianggap sebagai wisata kuliner maka keberadaan Pasar Wadai Ramadhan akan terus dipublikasikan ke penjuru tanah air dan penjuru dunia dalam kaitan memancing minat wisatawan datang ke Banjarmasin, kata Rudy Ariffin ketika membuka secara resmi Pasar Wadai Ramadhan di Banjarmasin, Senin petang.
Menurut Rudy Ariffin yang merupakan putra asli suku Banjar tersebut, menganggap keberadaan pasar Wadai dinilai sebagai objek wisata kuliner lantaran di lokasi ini dijual aneka ragam makanan dan minuman khas suku Banjar Kalsel.
Sebagian kue yang dijual itu jarang ditemukan di hari biasa kecuali di bulan Ramadhan seperti wajik, bingka, lamang, sarimuka, putri malu, kraraban,amparan tatak, papare, kelepon, kikicak, bingka barandam dan kue lainnya.
Melihat banyaknya kue tradisional yang khas tersebut, maka pasar wadai Ramadhan tidak hanya diminati kaum muslimin saja, tapi juga oleh warga non-muslim serta kalangan wisatawan, baik wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara.
Melihat kekhasan atraksi wisata dan juga atraksi budaya pasar wadai ini maka keberadaanya sudah menjadi event wisata tahunan dan bagian dari kalender kebudayaan Kalsel, kata Rudy Ariffin.
Gubernur Kalsel juga berharap pasar wadai dapat memenuhi kebutuhan untuk berpuka puasa kaum muslimin di wilayah ini, karena itu diingatkan kepada para pedagang agar memperhatikan segala aspek, seperti stabilitas harga, kebersihan, kesehatan, kualitas, serta variasi produk dagangan. "Bila pedagang bisa menjaga segala aspek tersebut di atas maka lokasi ini benar-benar akan memancing para pembeli, pada akhirnya mampu menjadikan pasar wadai sebagai lokasi wisata kuliner bagi semua orang," katanya.
Walikota Banjarmasin, Haji Yudhi Wahyuni menuturkan (Pemko), Banjarmasin melalui kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata setempat kembali menggelar event wisata tahunan, Pasar Wadai Ramadhan di pusat kota Banjarmasin untuk memancing kunjungan wisatawan.
Pasar wadai (kue) ini sudah menjadi kalender kepariwisataan yang terus dipromosikan sebagai atraksi wisata, budaya, dan keagamaan.
Menurutnya, pegelaran pasar wadai tahun inipun, bukan semata kegiatannya sebagai ajang penjualan kue dan penganan lainnya, tetapi kegiatannya tetap dipadukan dengan atraksi seni budaya bernuansa kedaerahan Kalsel, serta nuansa keagamaan Islam.
Sebagai atraksi wisata, budaya, dan agama, maka lokasi pasare wadai akan didesain sedemikian rupa dengan tetap lebih menonjolkan kebudayaan daerah dan keagamaan, dimana kue-kue yang dijual sebagian besar produk lokal atau kue tradisional, bahkan diantaranya ada yang hampir punah. "Makanya, kebaradaan pasar wadai ini juga bisa menjadi ajang nostalgia orang-orang suku Banjar, baik yang ada di Kalsel, maupun yang ada di luar Kalsel, seperti dari Pulau Jawa atau Tembilahan Provinsi Riau yang datang khusus untuk menikmati kue-kue nostalgia tersebut," tuturnya.
Berdasarkan catatan, keberadaan pasar wadai Ramadhan di Banjarmasin tersebut dimulai pada tahun 1985, ketika walikota Banjarmasin saat itu, Haji Kamarudin yang melihat begitu banyaknya penjual wadai di berabagai sudut kota saat puasa yang bukan saja semrawut tetapi juga merusak pemandangan.
Oleh karena itu, atas kebijakannya kemudian para pedagang wadai tersebut dikumpulkan menjadi satu lokasi yang pertama berada di Jalan RE Martadinata. Dengan berkumpulnya pedagang wadai itu memperoleh sambutan positip masyarakat Umat Islam karena memudahkan mereka mencari hidangan berbuka puasa.
Tetapi respon cukup menarik justru datang dari kalangan wisatawan, dimana banyak sekali kunjungan wisatawan ke lokasi tersebut. Akhirnya oleh Pemko Banjarmasin bahkan oleh Pemprop Kalsel, lokasi itu lebih dikembangkan yang tak sekedar tempat berjualan tetapi sebagai atraksi wisata tahunan dan atraksi budaya hingga populer sampai sekarang.
dikutip dari Antara

01-09-2008

Tidak ada komentar: