Kamis, 24 Juli 2008

35 Tahun PDAM Bandarmasih

Dari Penghargaan Presiden hingga Dubai Award
*Cakupan Layanan Diatas Target Dunia

MINGGU, 17 Pebruari 2008, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Bandarmasih berusia 35 tahun. Dalam perjalanan sejarahnya, hingga tahun 2000 pelayanan PDAM sangat jelek sekali, bahkan kerugian mencapai Rp15 miliar, sementara distribusi hanya 50% dari kebutuhan penduduk.
Namun sejak tahun 2001 dengan manajemen baru melalui perjuangan melelahkan, PDAM Bandarmasih mulai bangkit.
Puncaknya pabrik air bersih milik Pemko Banjarmasin ini menerima penghargaan Piala Citra dari Presiden RI (era Megawati dan Soesilo Bambang Yudhoyono, red) dan Departemen Pekerjaan Umum (PU) hingga dinominasikan ke ajang kelas dunia, Dubai Award oleh pemerintah pusat tahun ini

Transparansi, demokratis dan akuntabilitas merupakan salah satu kunci keberhasilan PDAM Bandarmasih . Hasil audit selalu diumumkan di media cetak, baik posisi neraca dan rugi laba. Dari publikasi itu, manajemen mendapatkan masukan luar biasa dari LSM, akademisi dan para pemerhati air minum dan air bersih.
Permasalahan yang dihadapi PDAM Bandarmasih pada waktu lalu, antara lain kurangnya pasokan air baku, sistem pengolahan yang belum optimal, tingkat kebocoran air masih tinggi, keterbatasan dana yang dimiliki dan beban pengembalian hutang yang membengkak.
Khusus untuk air baku, ketergantungan PDAM Bandarmasih terhadap suplai air baku dari Irigasi Riam Kanan sangat tinggi “Inilah yang mengawali PDAM Bandarmasih memanfaatkan kembali Intake Sungai Tabuk yang sejak tahun 1980-an tidak dioperasikan akibat kondisi teknis perpipaan yang telah tua dan keropos” ujar Dirut PDAM Bandarmasih, Drs H Zainal Arifin, MSi, 2001 lalu, disela-sela presmian Intake Tabuk.
Pemanfaatan Intake Sungai Tabuk diikuti pembenahan dan penambahan berbagai infrastruktur lain yang terus dilakukan sejak tahun 2001 hingga sekarang. Diantaranya melakukan pembangunan Instalasi Pengolahan Air (IPA) dengan kapasitas 500 lt/dt, yang berlokasi di Jalan Pramuka, KM 6 (Komplek Tirta Dharma), pelaksanaan rehab IPA A Yani termasuk peremajaan pipa-pipa tua.
Sementara dibidang pelayanan, pelanggan di seluruh kota selain bisa membayar rekening di Kantor Utama PDAM Bandarmasih juga bisa membayar di kantor unit pelayanan yang disebar di berbagai kota. Bagi mereka yang memiliki rekening di bank, PDAM juga memberikan kemudahan pembayaran via rekening. Pelanggan yang membayar di PDAM, juga meraih keuntungan dari sisi efisiensi, sebab mereka bisa sekaligus membayar rekening listrik dan telpon sekaligus.
Baru-baru tadi bahkan PDAM bekerja sama dengan PT Pos Indonesia, dimana pelanggan bisa membayar rekening air bersihnya baik di kantor pos ataupun pos keliling di seluruh Kalsel.
Bagaimana dengan pendanaan? Berbekal keterpurukan yang dialami tahun silam karena lilitan utang, dengan berani, PDAM Bandarmasih sejak tahun 2001 menolak pinjaman yang ditawarkan dari Bank Dunia.
Disokong dukungan dana APBN, APBD Provinsi, dan Pemko Banjarmasin, PDAM Bandarmasih berhasil eksis bahkan kini meraup laba bersih hingga mencapai 6 miliar, dengan cakupan pelayanan hingga 95% atau 98.628 sambungan dibanding tahun 2001 yang hanya 68 % atau 58.914 sambungan. Cakupan ini jelas melampaui target Millenium Develpomnets Goals (MDGs) hingga tahun 2015 yang mengamanatkan cakupan layanan air bersih (coverage area) secara nasional harus 80% .
Padahal hingga akhir 2007 saja, coverage area PDAM Bandarmasih diatas cakupan nasional bahkan dunia atau 93%. Prestasi inilah yang membuat Pemerintah Pusat melalui Departemen Pekerjaan Umum (PU) tahun ini menominasikan PDAM Bandarmasih sebagai nominator Dubai Award. Award yang diberikan bagi perusahaan daerah penyedia air minum yang mendukung target MDGs

Drs H Zainal Arifin, MSi

"Target 100 Persen dan Mandiri"

 Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Banjarmasin dalam dua tahun mendatang mentargaetkan untuk mampu melayani 100 persen penduduk perkotaan, karena sekarang leyanan tersebut sudah tercatat 93 persen penduduk poerkotaan.

"Kita yakin, dua tahun mendatang semua penduduk kota Banjarmasin terlayani air bersih, bahkan mungkin akan mampu melayani ke penduduk kabupaten tetangga Kabupaten Banjar dan Barito Kuala. Bila itu benar-benar terwujud kemungkinan Banjarmasin kota pertama di tanah air yang mampu melayani 100 persen," kata Direktur PDAM Banjarmasin, Drs H.Zainal Arifin, MSi Minggu (17/2) disela-sela lomba gerak jalan santai dalam kaitan peringatan PDAM Banjarmasin ke-35 tahun di Banjarmasin, Minggu.

Lomba gerak jalan santai itu diikuti 200 peserta khususnya keluarga karyawan PDAM sendiri.

Dikatakan ayah tiga putra yang pernah mengikuti Diklat Water Supply Mangement di Boston (AS) itu, PDAM Bandarmasih kini tengah melakukan pembangunan fasilitas air bersih tersebut, termasuk pembangunan fasilitas sistem perpiaan ke daerah terisoler, pembangunan reserpuar (penampungan air skala besar) di Kelurahan Basirih, serta pembangunan boster (mesin pepompa air) dan genset (pembkit listrik) di beberapa tempat. Ia menambahkan PDAM tidak hanya mampu melayani semua penduduk namun jufga dapat meningkatkan kualitas air minum, disamping mampu melayani 24 jam walau dimusim kemarau.

Ia menyebutkan sebelumnya perusahaan yang dipimpinnya itu sempat dinyatakan PDAM yang sakit, tetapi setelah adanya berbagai upaya pihak perusahaan dan bantuan pihak pemerintah dan masyarakat maka kini sudah bisa bangkit menjadi perusahaan yang sehat bahkan berusaha menjadi PDAM yang mandiri tahun 2009. "Kita bertekad 2009 PDAM Banjarmasin mandiri, artinya tidak ada lagi ketergantungan dengan pemerintah," pungkas peraih Magister Sains dari Universitas Brawijaya (Malang) itu .


Yudhi Wahyuni
“Jangan Terlena”

Tanpa dukungan dan komitmen yang tinggi dari Pemerintah Kota (Pemko) Banjarmasin terhadap pentingnya masalah air bersih, niscaya sulit bagi PDAM Bandarmasih mencapai keberhasilan itu, khususnya masalah pendanaan.

Dan komitmen itulah yang ditunjukkan Walikota Banjarmasih HA Yudhi Wahyuni Usman, SE yang mengakui saat dia menjabat walikota tahun 2005, sudah bertekad konsentrasi dalam masalah vital ini.

Pengalaman adalah guru! Peribahasa itulah nampaknya dipegang Yudhi Wahyuni yang mengungkapkan pengalamannnya sebelum menjadi orang nomor satu di kota ini terkait soal air bersih,”Saya ingat dulu, pernah menunggu air hingga sampai pukul 2 dinihari, (kediaman pribadinya waktu itu di Sultan Adam, Kecamatan Banjarmasin Utara, red) . Karena itulah tekad saya ketika jadi walikota masalah air bersih harus jadi perhatian” ucapnya.

Dan itu dibuktikan diera dia menjabat walikota, penyertaan modal Pemko Banjarmasin secara bertahap, setiap tahun sejak tahun 2001 berkisar antara Rp5 mliar, kini mencapai Rp10 miliar.

Yudhi Wahyuni sendiri menyatakan komitmen dan dukungannya terhadap PDAM yang pada 2009 akan mandiri dan tak lagi mesti disokong dana dari pemerintah kota.”Namun saya ingatkan atas keberhasilan PDAM Bandarmasih ini agar jangan sampai terlena, inovasi dan pelayanan harus terus ditingkatkan”pungkasnya

DITERBITKAN 17-02-2008

http://wartaputradayak.blogspot.com/

 

Tidak ada komentar: