Kamis, 24 Juli 2008

Kru Barito Post Pacu Adrenalin dalam War Game


Hilangkan Kepenatan, Jalin Kebersamaan
Banjarmasin, BARITO
WAR game memang bukan perang sungguhan. Namun, sensasinya tak kalah
dengan medan laga sungguhan. Nah jika saat ini kalangan eksekutif ibu kota, dilanda 'demam' war game, demikian pula halnya di Kota Banjarmasin.
Termasuk kru Barito Post yang mencoba memacu adrenalin dalam sebuah arena Extreme War yang telah hadir di 4th Floor Barito Fantasy (Building) Hotel Istana Barito (HIB)

Apa asyiknya permainan tempur dengan menggunakan airsoft gun ini, mungkin gambaran berikut bisa menghantarkan kita untuk ikut menikmati serunya permainan: beberapa orang tampak mengendap-ngendap sambil mombopong senapannya, merayap pelan dan terus waspada mengintai lawan. Tiba-tiba terdengar dar... der... dor... saling baku tembak.
Tak lama kemudian terdengar suara seseorang berteriak,
"hit!" Ini bukan dalam arena perang, namun hanya suasana perang buatan yang
dilakoni awak Barito Post mulai dari wartawan, lay outer hingga bagian sirkulasi dan iklan. Iklim yang dirasakan memang terasa seperti dalam arena perang sungguhan."Adrenalin ikut naik saat berada di arena," ujar “Kopral”Budi yang hari itu bersama “Lettu” Masrifani berada dalam satu tim pimpinan “Mayjen” Iyus, usai permainan Sabtu (29/3) .
Dalam permainan Mercurius beserta dua anak buahnya Budi dan Masrifani mencoba mengeluarkan seluruh teknik kemampuan dan strategi tempur guna menghadapi tim lawan yang dikomandani “Brigjen” H Arif bersama dua anakbuahnya Salman dan Ervan
Dengan menenteng senjata semi otomatis Thompson dan dua anak buahnya yang menggunakan AK 47, permainan yang menghabiskan waktu 2 kali 30 menit itupun dimenangkan Tim Pimpinan “Mayjen” Mercurius yang menamakan dirinya Tim Detasemen Khusus (Densus) “86” . itu
Tim pimpinan “Brigjen” H Arif pun menyerah kalah setelah ketiganya terjebak dalam’sergapan” Mayjen”Iyus yang setelah dua anak b beraksi sendirian bak John Rambo dalam film Rambo yang dibintangi Sylvester Stallone
Budi, Masrifani ,H Arif, Ervan, Salman dan Mercurius sehari-harinya memang bertugas sebagai awak redaksi di masing-masing desk
Mercurius sendiri sehari-harinya wartawan yang bertugas di desk kota bersama kedua rekannya Masrifani dan Budi yang bertugas di desk hukum dan criminal
Demikian pula halnya H Arif sehari-harinya dia bertugas sebagai redaktur hukum dan criminal bersama Ervan yang juga bertugas di hokum dan criminal serta Salman yang menjabat asisten redaktur pelaksana “Kalaupun ada nama-nama pangkat, ya biar rame dan terasa benar-benar seperti perang, kan dalam militer dan perang itu harus ada komandan yang memimpin pertempuran. Sedankan nama Densus”86” angka 86 kan istilah yang populer di wartawan atau di kepolisian ” canda Masrifani seraya terbahak.
Menurut Salman, kegiatan yang dilakukan kru Barito Post mengisi akhir pekan denga war game hanya sekadar menghibur sekaligus berolahraga dan menghilangkan kepenatan bekerja.
Selain itu melalui kegiatan ini, bisa menjalin kebersamaan dan kekompakan awak Barito Post dalam tugas kesehariannya . “Karena itulah selain awak redaksi, rekan-rekan di sirkulasi dan iklan pun ikut dalam permainan” terang mantan pejabat redaktur desk ekonomi ini .
War game sendiri memang telah menjadi salah satu hobi sebagian masyarakat perkotaan. Bahkan, belakangan kalangan eksekutif dan pelaku bisnis menjadikan war game sebagai bagian dari gaya hidup mereka.
Sekilas war game memang mirip dengan arena perang sungguhan. Peralatan
yang digunakan pun hampir mirip dengan perlengkapan perang pada
umumnya. Battle dress uniform, rompi (vest), sarung senjata (holster), belt
(kopel), sepatu bot, safety google (masker penutup muka), dan senjata
atau pistol (air soft gun) adalah perlengkapan utama yang diperlukan.
Lokasinya bisa hutan kota (jungle war), hingga gedung bertingkat di
perkotaan (city war).
Teknik permainan city war pada dasarnya sama dengan jungle war, hanya
saja lokasi dalam gedung sehingga perlu trik dan strategi untuk
bersembunyi dari intaian lawan. "Untuk city war, kita hanya mengandalkan
lorong-lorong ruang yang ada dalam gedung sebagai tempat persembunyian," ujar
salah seorang petugas di Extreme War, Yogi kepada Barito Post.
Permainan ini memang untuk satu tim terdiri dari tiga anggota dan setiap pemain dikenakan biaya Rp30 ribu per-jamnya
Ingin merasakan sensasi berperang? Mungkin war game dapat Anda
agendakan akhir pekan ini.
mr’s


31-03-2008

Tidak ada komentar: