Kamis, 20 November 2008

Pengajian Berpotensi Daya Tarik Wisata



Izin RM dan Restoran Didata
Banjarmasin, BARITO
Kota Banjarmasin selain dikenal sebagai kota dagang dan jasa, juga dikenal sebagai kota yang agamis dengan masyarakatnya yang religius. Karena itu, tak heran banyak berbagai kegiatan pengajian yang digelar dengan menghadirkan ulama-ulama atau tuan guru baik lokal maupun nasional.
Dan terbukti banyaknya pengajian itu merupakan asset berguna sebagai daya tarik wisata (wisata religius) bagi para turis lokal baik dalam maupun luar negeri misalnya dari Brunei atau Malaysia. “Pengajian adalah aset berguna bagi pariwisata di Kota Banjarmasin.Banyak orang yang dari luar daerah yang datang pada pengajian di tempat kita, ini sebenarnya menjadi peluang bagi potensi pariwisata kita menjelang Visit Kalimantan Selatan Year Tahun 2009,” terang Kepala Dinas Pariwisata Seni dan Budaya (Kadisparsenibud) Kota Banjarmasin H Hesly Junianto SH MH usai rehat Workshop Industri Kepariwisataan Bagi Restoran dan Rumah Makan (RM) se Kota Banjarmasin, Kamis (13/11) di Hotel Blue Atlantic Banjarmasin.
Hesly mengakui, jumlah wisatawan yang datang ke Kota Banjarmasin ini memang masih jauh dari harapan. Dari 300 000 jumlah turis yang ditargetkan, hingga bulan November ini baru terealisasi 35%. Meski demikian disparsenibud akan terus melakukan terobosan –terobosan guna menarik wisatawan datang ke Banjarmasin, salah satunya wisata kuliner
Terkait dengan workshop, mantan kepala bapedalda ini menambahkan, kegiatan itu bertujuan memberikan wawasan kepada pengusaha restoran dan rumah makan agar dalam pengolahan dan menyiapkan penyajian harus selalu higenis.” Juga supaya mereka bisa menerima tamu dari luar dengan ramah tamah.” tukasnya
Saat ini sambungnya, tercatat ada 100 restoran dan rumah makan yang memiliki izin, sementara sebagian lainnya belum mengantongi izin
Pihaknya nanti akan berusaha mendata supaya restoran dan RM yang belum memiliki izin agar segera melengkapinya, sesuai Peraturan Daerah No 33 tahun 2004 tentang RM dan restoran.”Memang banyak yang belum memahami ini kita berharap melalui sosialisasi ini bagi mereka yang belum memiliki izin segera melengkapinya”pungkasnya.
Sayangnya dari 75 restoran dan rumah makan yang diundang disparsenibud tercatat hanya 30 peserta yang mengikuti kegiatan work-shop itu.
Namun Hesly Junianto mengakui bisa memahami karena rata-rata rumah makan tutup pada tengah malam bahkan menjelang subuh.
Sementara itu salah seorang peserta work shop , Hari Mulyadi mengaku sangat respek pada pelatihan semacam ini”Sebab melalui kegiatan ini saya bisa belajar guna kemajuan rumah makan yang ia miliki.”pungkas Pengelola RM Cianjur ini
Sebelumnya Asisten III Bidang Admnistrasi Pemko Banjarmasin Drs H Khairil Anwar MSi, yang mewakili Walikota Banjarmasin dalam sambutannya mengharapkan kegiatan work shop berguna untuk memajukan usaha restoran dan rumah makan di kota ini
M-01/mr’s

14-11-2008

Tidak ada komentar: