Kamis, 04 Desember 2008

Kerukunan Ruhui Rahayu Teluk Dalam Badadapatan


TEMU KELUARGA –Halal Bihalal Kerukunan Ruhui Rahayu Teluk Dalam di auditorium kantor Dinas Transmigrasi Kalsel (foto: mer’s/brt)


Dari Simpang Loji hingga Yapahud Semua Keluarga

MATANYA masih tetap mampu membaca huruf demi huruf tulisan pada sehelai kertas di dalam map hijau. Sembari duduk ditemani tongkat yang membantunya untuk berjalan, H Abdul Sani dengan lantang membacakan sambutan yang dibacanya dari sehelai kertas yang ada dalam map.
Ya, di usianya yang sudah mencapai lebih kurang lebih 90 tahun, putra Datu Amin ini tetap terlihat bersemangat saat memberikan sambutannya pada Temu Keluarga –Halal Bihalal Kerukunan –Ruhui Rahayu Teluk Dalam di auditorium kantor Dinas Transmigrasi Kalsel.

Ahad (23/11) kemarin, sekitar seratusan anak keturunan Anggah Muhammad Amin Banua Anyar yang bermukim di Teluk Dalam memadati auditorium kantor Dinas Transmigrasi Kalsel untuk bersilaturahim dan badadapatan.
Mereka bukan hanya dari Banjarmasin, melainkan datang dari berbagai daerah.
Salah satunya, H Abdul Majid yang berasal dari Palangkaraya, Kalimantan Tengah.
Kegiatan halal bihalal warga Teluk Dalam ini bertujuan menjalin silaturrahmi antar mereka yang kakek buyutnya dulu bermukim di sepanjang Simpang Loji (kini Soeprapto) hingga Yapahut (kini Pelabuhan Trisakti)
Menurut Ketua Panitia Halal Bihalal, Sjahrialsyah, kegiatan halal bihalal awalnya dimulai oleh sesepuh mereka di era tahun 1990-an. Kemudian terus berlanjut, hingga sambung Sjahrialsyah, muncul gagasan agar kegiatan ini lebih terorganisir dengan membentuk satu kerukunan yang diharapkan bisa memberikan manfaat baik untuk keluarga termasuk lingkungan “Hingga akhirnya terbentuklah Kerukunan –Ruhui Rahayu Teluk Dalam yang kebanyakan anggotanya adalah warga yang dulu kakek buyutnya bermukim di kawasan Teluk Dalam.
”Dulu sebelum Hotel Metro berdiri dari Jalan Loji (kini Soeprapto) termasuk dari Benete Fort Tatas (Benteng Tatas) hingga sepanjang Yapahud (kini Pelabuhan Trisakti) dari ujung ke ujung kami semuanya memiliki hubungan keluarga,” bebernya .
Pada perjalanan berikutnya penghuni Teluk Dalam bertambah dengan warga yang berasal dari daerah lain termasuk dari Pulau Jawa sehingga terjadi proses asimilisai melalui perkawinan dengan warga Teluk Dalam yang semuanya merupakan zuriat Al-allamah Mufti H Muhammad Amin atau lebih dikenal dengan Datu Amin.
Sjahrialsyah menambahkan, Datu Amin yang kubah makamnya di Banua Anyar adalah ulama besar di zamannya. Zuriatnya tersebar di berbagai daerah mulai Banjarmasin Kandangan, Barabai, Nagara, Kalteng, Kaltim, Jakarta, Lombok, hingga negara jiran Brunei Darussalam.”Demikian pula zuriat Datu Amin di Teluk Dalam selain tersebar di seluruh Kalsel juga Pulau Jawa, Riau, Medan termasuk di Pontianak, di sana masih ada putra Datu Amin yang pernah menjabat Sekda Provinsi Kalsel, “sebutnya.
Karena itulah agar jalinan komunikasi tak terputus, setiap bulannya Kerukunan –Ruhui Rahayu Teluk Dalam menggelar arisan yang juga dilakukan komisariat kerukunan di daerah lainnya.”Melalui organisasi ini nantinya kita harapkan juga bisa berkembang semacam model ekonomi. Karena itu kamipun berharap jika kami minta bimbingan pemerintah,” harapnya.
Senada dikatakan salah satu tokoh warga Teluk Dalam yang kini bermukim di Palangkaraya (Kalteng). Kepala Perwakilan Barito Post di Palangkaraya ini merasa perlu datang ke Banjarmasin guna menghadiri acara silaturrahmi ini.”Saya ingin generasi penerus kami saling mengenal keluarganya, hingga komunikasi tak terputus,” harap Penasihat PWI Provinsi Kalteng ini.
mr’s

24-11-2008

2 komentar:

savic ali mengatakan...

duh banjarmasin
mengingatkan aku akan kulinernya yg luar biasa enaknya ketika aku singgah
di sana.

salam kenal mas
dari savic ali/taufikam@ymail.com

Warta Putra Dayak mengatakan...

Ok trim s dech, emank mas savic dimana tinggal nya sampai kangen dengan kulinernya?